Defenisi mengemukakan bahwa Komunikasi adalah
suatu proses peyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang
atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulkan
efek tertentu yang diharapkan.
Komunikasi dalam bahasa Inggris communication, berasal dari bahasa latin
communication yang berarti sama. Sama
disini artinya sama makna, secara sempit komunikasi diartikan sebagai proses
pengiriman informasi dari satu pihak ke pihak yang lain, jadi proses komunikasi
akan berjalan apabila ada persamaan makna. Secara luas pengertian komunikasi
adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui system yang
biasa (lazim) baik dengan symbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau
tindakan.
B. Bentuk Dasar Komunikasi
Secara garis besar ada dua bentuk dasar
komunikasi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
1. Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan
(Haryani). Dalam dunia bisnis komunikasi verbal menempati porsi terbesar,
karena kenyataannya hasil-hasil pemikiran selalu disampaikan lewat komunikasi
verbal dengan harapan komunikan lebih mudah memahami pesan-pesan yang
disampaikan.
Komunikasi verbal dapat dilakukan dengan:
- Berbicara dan Menulis
- Mendengar dan Membaca
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam
komunikasi verbal:
- Vocabulary (perbendaharaan kata)
- Racing (kecepatan)
- Intonasi suara
- Humor
- Singkat dan jelas
- Timing (waktu yang tepat)
2. Komunikasi Non verbal
Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi
yang paling mendasar dalam komunikasi. Walaupun pada umumnya komunikasi
nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari,
seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan
tubuh, sandi, symbol-simbol, warna dan intonasi suara. Komunikasi nonverbal
adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi nonverbal memberikan
arti kepada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi nonverbal:
- Ekspresi wajah
- Kontak mata
- Sentuhan
- Postur tubuh dan gaya berjalan
- Sound (suara)
- Gerak isyarat
- Penampilan pribadi
C. Bentuk-bentuk komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi terdiri dari beberapa
bagian antara lain:
1. Komunikasi Personal
Dalam ilmu komunikasi kita mengenal komunikasi
personal adalah seorang individu atau pribadi melakukan komunikasi dengan
individu lain. Komunikasi personal yang umumnya bersifat dialog secara formal
maupun informal
2. Komunikasi Organisasi
Menurut Sri Haryani organisasi didefenisikan
sebagai suatu unit sosial yang dikoorninasikan secara, terdiri dari dua orang
atau lebih dan direncanakan dalam waktu yang panjang. Dari defenisi diatas maka
organisasi merupakan tempat berkumpulnya manusia yang saling berinteraksi, dan
dalam berinteraksi menimbulkan komunikasi dalam organisasi. Haryani
mendefenisikan komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi didalam
lingkungan organisasi. Setiap bentuk komunikasi dalam organisasi dalam mempelancar
kegiatan organisasi dapat dikatakan sebagai komunikasi organisasi.
3. Komunikasi Massa/Publik
Komunikasi Massa adalah sebagian keterampilan,
sebagian seni, sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia
meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari, seperti
memfokuskan kamera TV, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika
mewawancarai. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi
tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip pada program TV, mengembangkan
tata letak yang estesis untuk iklan majalah. Ia adalah ilmu dalam pengertian
bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tersebut tentang bagaimana berlangsung
komunikasi yang dapat dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi baik.
Warner Dkk.
D. Hubungan Komunikasi dengan Organisasi
Istilah
organisasi berasal dari perkataan latin organizare yang berarti yang
berarti to form as or into a whole consisting of interdependent or
coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari
bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Jadi secara
harfiah organisasi itu berarti panduan dari bagian-bagian yang satu sama
lainnya saling bergantung. Organisasi menurut Schein (1982) adalah “Suatu
koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum
melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoriter dan tanggung
jawab” (Schein, 1982;25).
Adapun
hubungan komunikasi dengan organisasi menurut Hanney (1982), menyatakan bahwa
organisasi adalah “Terdiri atas sejumlah orang, ia melibatkan keadaan
saling bergantung, kebergantungan memerlukan koordinasi, koordinasi
mensyaratkan komunikasi”(Hanney, 1982;25). Komunikasi dapat dilihat sebagai
“Proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan komunikasi yang
memungkinkan organisasi berfungsi” (Farace, Monge, & Rusell, 1997;4).
Berdasarkan
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah organisasi ada sifat
ketergantungan antara karyawan dengan pimpinan dan pimpinan dengan karyawan.
Oleh dari itu bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi kualitas kinerja
karyawannya diperlukan adanya komunikasi organisasi. Komunikasi Organisasi
dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis yang satu
dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Komunikasi
organisasi, dipandang dari suatu perspektif interpretif (subjektif) adalah
proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Komunikasi
organisasi adalah “perilaku pengorganisasian”yang terjadi dan bagaimana mereka
yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa yang
sedang terjadi.
Salah satu
tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan
informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari
seluruh bagian organisasi. Proses ini berhubungan dengan aliran informasi.
Organisasi mengandalkan inovasi dan harus mampu menghasilkan informasi dari
para anggotanya. Aliran informasi dapat membantu menentukan iklim dan moral
organisasi, yang pada gilirannya berpengaruh pada aliran informasi .
Informasi tidak mengalir secara harfiah, kenyataannya informasi sendiri tidak
bergerak. Sesungguhnya informasi yang terlihat adalah penyampaian suatu pesan,
interprestasi penyampaian tersebut, dan penciptaan penyampaian lainnya.
Penciptaan, penyampaian dan interprestasi pesan merupakan proses yang
mendistribusikan pesan-pesan ke seluruh organisasi.
Jadi yang kita namakan aliran informasi dalam suatu organisasi, sebenarnya
adalah suatu proses dinamik. Dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan
berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, diinterprestasikan. Proses ini
berlangsung terus dan berubah secara konstan artinya komunikasi organisasi
bukanlah sesuatu yang kemudian berhenti tetapi komunikasi yang terjadi
sepanjang waktu.
Dimensi-dimensi Komunikasi
Dalam Kehidupan Organisasi
1. Komunikasi Internal
Komunikasi
internal dapat didefinisikan oleh. Brennan (dalam Effendy) (2003)
sebagai :
“Interchange of ideas among the administrators and in particular structure
(organization) and interchange of ideas horizontally and vertically within the
firm which gets work done (operations management)”.(Pertukaran gagasan
diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan
yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan
strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan
vertikal didalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung
(operasi dan manajemen)” (Brennan dalam Effendy, 2003;122).
Organisasi sebagai kerangka (framework) menunjukkan adanya pembagian
tugas antara orang-orang di dalam organisasi itu dan dapat diklasifikasikan
sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin. Untuk menyelenggarakannya dan
mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai, pimpinan atau administrator
mengadakan peraturan sedemikian rupa. Dimana pimpinan tidak perlu berkomunikasi
langsung dengan seluruh karyawan. Pimpinan membuat kelompok menurut jenis
pekerjaannya dan mengangkat seorang sebagai penanggung jawab atas kelompoknya.
Dengan
demikian pimpinan cukup berkomunikasi dengan para penanggung jawab kelompok.
Jumlah kelompok serta besarnya kelompok bergantung pada besar-kecilnya
organisasi. Untuk memperoleh kejelasan, komunikasi internal dapat dibagi
menjadi dua dimensi dan dua jenis, yaitu : komunikasi vertikal dan komunikasi
horizontal.
a)
Komunikasi vertikal
Komunikasi
vertikal, dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan
berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah (downward
communications). Mereka yang berotoritas lebih rendah ke jabatan
berotoritas lebih tinggi (upward communications), adalah komunikasi dari
pimpinan kebawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal-balik (two-way
traffic communications). Alam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan
instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi,
penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Dalam pada itu, bawahan
memberikan laporan-laporan, saran-saran dan sebagainya kepada pimpinan.
Komunikasi
dua arah secara timbal-balik tersebut dalam organisasi sangat penting sekali.
Karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, maka roda
organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan,
tanggapan, atau saran para karyawan sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan
dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Komunikasi
vertikal dapat dilakukan secara langsung antara pimpinan seluruh karyawan, bisa
juga bertahap melalui eselon-eselon yang banyak bergantung pada besar dan
kecilnya perusahaan. Akan tetapi, komunikasi vertikal yang lancar, terbuka, dan
saling mengisi merupakan pencerminan sikap kepemimpinan yang demokratis, yakni
jenis kepemimpinan yang paling baik diantara jenis-jenis kepemimpinan lainnya.
b)
Komunikasi horizontal
Komunikasi
horizontal adalah komunikasi secara mendatar. Komunikasi horizontal terdiri
dari penyampaian informasi di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang
sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat
otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Bentuk
komunikasi horizontal yang paling umum mencakup semua jenis kontak
antarpersona. Bahkan komunikasi horizontal tertulis cenderung menjadi lebih
lazim.
Komunikasi
horizontal paling sering terjadi dalam rapat komisi, interaksi pribadi, selama
waktu istirahat, obrolan di telepon, memo dan catatan, kegiatan sosial dan
lingkaran kualitas. Lingkaran kualitas adalah sebuah kelompok pekerja sukarela
yang berbagi wilayah taggung jawab. Dalam komunikasi seperti ini desas-desus cepat
sekali menyebar dan menjalar, biasanya yang menjadi perbincangan adalah
masalah-masalah pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan.
Pemecahan
masalah yang timbul akibat proses komunikasi dengan jalur seperti itu adalah
tugas public relations (kepala hubungan masyarakat). Tugas pekerjaan
kepala humas sebenarnya tidak hanya ke luar (eksternal), tetapi juga ke dalam
(internal). Oleh karena itu, ruang lingkup kegiatan public relations
terdapat apa yang disebut internal public relations, yang diantaranya
mencakup apa yang dinamakan employee relations, yakni hubungan dengan
karyawan. Dalam rangka pelaksanaan employee relations ini, public
relations officer terjun kebawah, bergaul dengan karyawan untuk menampung
keluhan, keinginan, atau apa saja yang mungkin berpengaruh pada pekerjaan.
Menjalar
desas-desus dikalangan karyawan mengenai suatu hal sering kali disebabkan oleh
interprestasi yang salah. Tugas kepala humaslah untuk meluruskan, menetralisir,
dan menganalisisnya sehingga berada dalam proporsi yang sebenarnya. Antara
komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal terkadang-kadang terjadi apa yang
disebut komunikasi diagonal. Komunikasi diagonal atau disebut komunikasi silang
(cross communication) adalah komunikasi antara pimpinan seksi dengan
pegawai seksi lain.
2.
Komunikasi Eksternal
Komunikasi
eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar
organisasi. Pada instansi-instansi pemerintah seperti departemen, direktorat,
jawatan dan pada perusahaan-perusahaan besar, disebabkan oleh luasnya ruang
lingkup, komunikasi lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat
daripada oleh pimpinan sendiri. Pimpinan sendiri hanyalah terbatas pada hal-hal
yang sangat dianggap penting, yang tidak bisa diwakilkan kepada orang lain,
umpamanya perundingan yang menyangkut kebijakkan organisasi. Dimana dilakukan
oleh kepala humas dalam kegiatan komunikasi eksternal yang merupakan tangan
kanan pimpinan.
Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara
timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari
khalayak kepada organisasi.
a)
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif,
yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,
setidak-tidaknya ada hubungan batin.
b)
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
Komunikasi
dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang
disebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya kontroversial,
maka ini disebut opini publik.
Ada beberapa
syarat-syarat komunikasi efektif dan bisa diterima oleh karyawan sebagai
berikut :
- Pesan dapat dimengerti
- Pada saat keputusan diambil, karyawan percaya bahwa komunikasi yang dilancarkan cocok dengan tujuan organisasi
- Komunikasi cocok dengan kepentingan pribadi karyawan
- Secara mental dan fisik, karyawan mampu melaksanakannya
Sistem dan
proses komunikasi organisasi seperti diuraikan diatas berlaku untuk jenis
organisasi ke karyawan apapun : perusahaan, jawatan, badan, lembaga, dan
lain-lain.
Tinjauan Karyawan Dalam Proses Komunikasi
Karyawan
adalah orang-orang yang terikat yang berada dalam suatu perusahaan atau organisasi
dan juga merupakan asset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan
pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran,
perasaan, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin
yang heterogen yang dibawa kedalam suatu organisasi sehingga tidak seperti
mesin, uang dan material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur
sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu
Keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi didukung oleh karyawan.
Dimana karyawan sebagai sumber daya manusia yang perlu dikembangkan secara
terus menerus agar diperoleh sumber daya manusia yang bermutu dalam arti yang
sebenarnya, yaitu pekerjaan yang dilaksanakannya akan menghasilkan sesuatu yang
memang dikehendaki dan berguna bagi perusahaan. Sebagai penggerak pembangunan,
karyawan dituntut untuk mampu mengatasi segala tantangan dan diharapkan mampu
memanfaatkan peluang serta dapat memenuhi tuntutan kebutuhan. Khususnya yang
ada atau datang dari lingkungan kerjanya.
Tinjauan Pemimpin Dalam Proses Komunikasi
Sebagai
pusat kekuatan dan dinamisator bagi organisasi (perusahaan, kesatuan, jawatan,
dan lain-lain) pemimpin harus selalu berkomunikasi dengan semua pihak, baik
melalui hubungan formal maupun informal. Menurut Kartono (2003) pemimpin adalah : “Seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan kelebihan di
satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk
barsama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan” (Kartono, 2003;9).
Sedangkan
fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi,
atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin
jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi/pengawasan yang
efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai
dengan ketentuan waktu dan perencanaan. Pemimpin bertindak dengan cara
mempelancar produktivitas, moral tinggi, respon yang energik, kecakapan kerja
yang berkualitas, komitmen, efisiensi, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran,
dan kesinambungan dalam organisasi.
Selain itu suksesnya pelaksanaan tugas pemimpin itu sebagian besar ditentukan
oleh kemahirannya menjalin komunikasi yang tepat dengan semua pihak, secara
vertikal maupun secara horizontal. Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya
komunikasi dan gaya kerja atau cara bekerja sama dengan orang lain yang
konsisten. Melalui apa yang dikatakannya (bahasa) dan apa yang diperbuatnya
(tindakan), seseorang membantu orang-orang lainnya untuk memperoleh hasil yang
diinginkan.
Cara
seseorang berbicara kepada yang lainnya dan cara seseorang bersikap di depan
orang lain merupakan suatu gaya kerja dan gaya komunikasi. Konsep gaya menunjukan
bahwa kita berurusan dengan kombinasi bahasa dan tindakan, yang tampaknya
menggambarkan suatu pola yang cukup konsisten.
Menurut
Sayles (dalam Kartono, 2003) dan Strauss, mengemukakan
beberapa tipe komunikasi yaitu tipe lingkaran, tipe rantai, tipe-Y, tipe roda,
tipe bintang, tipe lainnya adalah komunikasi searah, dan komunikasi dua arah.
Selanjutnya, keberhasilan kepemimpinan itu bergantung pada :
“Kemampuan
pemimpin menjabarkan kebijakan/policy organisasi dan ide-ide sendiri ke dalam
pengertian-pengertian praktis, yang bisa dipahami dan dapat dilaksanakan oleh
para pengikut atau bawahannya”. (Sayles & Strauss, dalam Kartono, 2003;121)
Maka
komunikasi yang efektif dan terbuka akan memudahkan penjabaran kebijakan
tersebut sekaligus memberikan fasilitas kelancaran kerja. Komunikasi ini juga
menjadi sarana primer untuk mengubah tingkahlaku, dengan jalan mempengaruhi dan
meyakinkan para pengikut. Maka ada dua bentuk komunikasi dalam kepemimpinan
organisasi yaitu komunikasi satu arah atau one way communicaton, dan
komunikasi dua arah atau two way communication.
Keuntungan komunikasi searah antara lain ialah sebagai
berikut :
- Dapat berlangsung cepat dan efisien, berlangsung “top down”.
- Dapat melindungi pemimpin, sehingga orang atau para pengikut tidak dapat melihat dan menilai kesalahan-kesalahan dan kelemahan pemimpin
Sedangkan kelemahan pada komunikasi satu arah ialah :
- Kepemimpinannya bersifat otoriter
- Dapat menimbulkan ketidakjelasan, salah paham, penafsiran yang keliru, sentimen dan banyak ketegangan.
Selanjutnya, keuntungan dan kerugian komunikasi dua
arah ialah:
- Semua perintah dapat diterima dengan lebih akurat, tepat, karena dapat ditanyakan dan didiskusikan apabila pesan-pesan yang diberikan kurang dapat dimengerti.
- Bisa dikurangi salah paham dan salah interprestasi.
- Suasananya lebih demokratis.
Sebaliknya, beberapa segi kelemahan komunikasi dua
arah ialah :
- Komunikasi dan kepatuhan berlangsung lebih lambat.
- Kemungkinan besar muncul sikap “menyerang” pada pengikut/anak buah, dan terdapat sikap bertahan pada diri pemimpin.
- Setiap saat bisa timbul masalah-masalah baru yang tidak terduga-duga dengan adanya dialog terbuka. Artinya dapat muncul satu seri permasalahan kepemimpinan (manajemen) baru, yang bisa menyulitkan posisi pemimpin.
Dari pernyataan diatas maka dapat di simpulkan bahwa suksesnya kepemimpinan itu
disebabkan oleh keberuntungan seorang pemimpin yang memiliki bakat alam yang
luar biasa. Oleh karena itu pemimpin memiliki kharisma dan kewibawaan untuk
memimpin massa yang ada di sekitarnya. Tegasnya, pemimpin yang sukses itu
menjalankan kepemimpinannya tanpa teori, tanpa menjalani pelatihan dan
pendidikan sebelumnya.
Pemimpin Sebagai Komunikator
Komunikator
adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Karena itu komunikator biasa
disebut pengirim, Sumber, source atau encoder. Sebagai pelaku
utama dalam proses komunikasi disini, pemimpin adalah seorang komunikator dalam
sebuah perusahaan, pemimpin memegang peranan penting dalam perusahaan, terutama
dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Untuk itu, seorang pemimpin sebagai
komunikator harus terampil berkomunikasi, dan juga kaya ide serta penuh daya
kretivitas.
Untuk
mencapai komunikasi yang mengena, seorang komunikator atau pemimpin juga harus
memiliki kepercayaan (credibility), kemampuan, kejujuran, keramahan,
serta daya tarik.
a) Kepecayaan (Credibility)
Kredibilitas ialah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang
dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti khalayak (penerima). Gobbel,
Menteri Propaganda Jerman dalam Perang Dunia II menyatakan bahwa, untuk menjadi
seorang komunikator yang efektif harus memiliki kedibilitas yang tinggi.
Kredibilitas menurut Aristoteles, bisa diperoleh jika seorang komunikator
memiliki ethos, pathos, dan logos. Ethos adalah kekuatan yang dimiliki
pembicara dari karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapannya dapat dipercaya.
Pathos adalah kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan
emosi pendengarnya, sedangkan logos adalah kekuatan yang dimiliki komunikator
melalui argumentasinya.
b) Kejujuran
Kejujuran adalah salah satu faktor untuk menumbuhkan sikap percaya. Sebagai
komunikator atau pemimpin kita harus jujur mengungkapkan diri kita kepada
bawahan. Kita harus menghindari terlalu banyak melakukan “penopengan” atau “
pengelolaan pesan” karena hal tersebut dapat menghilangkan rasa kepercayaan
bawahan kepada pemimpin. Karena kejujuran adalah awal dari kepercayaan,
kejujuran juga menyebabkan perilaku kita dapat diduga oleh orang lain.
c) Kemampuan
Kemampuan adalah kapasitas/sifat individu yang dibawa sejak lahir atau
dipelajari yang memungkinkan seseorang untuk melakukan/menyelesaikan barbagai
macam tugas dan pekerjaan.
d) Daya tarik (attractivness)
Daya
tarik adalah salah satu faktor yang harus memiliki oleh seorang komunikator
selain kredibilitas. Faktor daya tarik (attractiveness) banyak
menentukan berhasil tidaknya komunikasi pendengar atau pembaca bisa saja
mengikuti pandangan seorang komunikator, karena ia memiliki daya tarik dalam
hal kesamaan (similarty), dikenal baik (familiarity), disukai (liking)
dan fisiknya (physic).
e) Keramahan
Keramahan
adalah salah satu faktor yang harus dimiliki seorang pemimpin atau seorang
komunikator dalam menyampaikan pesan kepada para bawahan sehingga para
bawahannya merasa dekat dan nyaman. Keramahan bisa ditunjukkan dengan senyuman
pada saat pemimpin bertemu bawahan. Dengan ringkas dapat dinyatakan, pemimpin
dan kepemimpinan itu dimanapun juga dan kapanpun juga selalu diperlukan,
khususnya pada zaman modern sekarang dan dimasa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar